Monday, May 28, 2018

Hidup itu seperti kamera.

     "Hidup itu seperti kamera, untuk mendapatkan hasil yang indah, kamu harus focus pada tujuan."
Aku lupa dari siapa aku dapat quote itu. Tapi memang begitulah kenyataannya. Kalau kita tidak focus pada tujuan kita, bagaimana hasilnya mau bagus?

     Contohlah meme yg sering dibuat para photogrpaher. "Aku photoin temanku" vs "temanku photoin aku"
Pada gambar pertama "aku photoin temanku" tampak foto dgn gambar objek utama yang jernih dan tajam, sementara latar belakang blur atau bokeh yang indah.


      Pada gambar ke 2 "temanku photoin aku" tampak gambar latar belakang yang tajam dan jernih dan sebaliknya objek utama buram. Kebalik ya? Kadang lebih parah lagi, gambarnya "shake" atau goyang.
Bayangkan, pada tempat dan kondisi yang sama bisa mengasilkan gambar yang berbeda kualitas. Padahal setingan kamera juga tidak berubah.

     Begitulah hidup, pada tempat dan kondisi yang sama bisa menjadi berharga di seseorang. Namun bisa juga terbuang sia-sia bagi orang lain, bahkan dianggap buruk.

     Banyak orang yang sukses karena focus pada tujuannnya. Sebaliknya banyak pula orang yang gagal karena tidak focus, suka berganti-ganti tujuan, hingga akhirnya dia tidak kemana-mana

     Selain focus, ada pula masalah lain: "angle" atau sudut bidik. Di tangan orang yg ngerti fotografi, kamera hp pun bisa menghasilkan gambar2 yg indah. Karena foto itu diambil dengan sudut yang tepat. 

     Kadang seorang fotografer harus memanjat ke tempat yg lebih tinggi. Atau rebahan di tanah untuk mendapat sudut yg tepat.  Seringkali saya di bilang "kok lebih gaya yang photoin daripada yang diphoto?" Apadahal saya cuma mencari sudut yg tepat, dan memposisikan diri agar kamera lebih stabil.

     Sama halnya dgn hidup. Seringkali kita hanya perlu mencari sudut pandang yang tepat hingga hidup ini terlihat indah, lalu kita pun bisa menyukuri hidup ini.

     Contohnya saat hujan di akhir pekan. Sebagian orang menggerutu karena tidak bisa menikmati weekend di luar. Sebagian yang lain bersyukur karena hujan membuat udara sejuk hingga cocok untuk istirahat dari berbagai aktivitas.

     Satu lagi, untuk mendapatkan foto yang bagus kamera juga harus di setting lho, terutama pada angka exposure F / S / ISO. Jika settingan tidak tepat dengan kondisi lingkungan, maka foto kita akan  menghasilkan foto yang under (gelap) maupun over (terlalu terang).

     Dalam hidup kita juga harus bisa menyesuaikan diri (setting) dengan lingkungan, menjaga tata krama terutama percakapan. Jika tidak, maka lingkungan akan mengabaikan kita, atau bahkan menolak. Ketersinggungan bisa saja terjadi hanya karena kesalah pahaman atau candaan.

     Misalnya saja olok-olokan atau bully. Sebagian menganggap sebagai hal yang tidak pantas. Namun sebagian yang lain menganggapnya sebagai bentuk keakrapan. Istilahnya kita belum benar-benar akrap kalau belum bisa saling buli tanpa ada rasa tersinggung.

     Sebagian kelompok menjadikan topik tertentu sebagai hal yang sensitif, misalnya soal jomblo. Tapi kelompok lain justru menjadikannya sebagai candaan sehari-hari. Hingga apa pun kemalangan yang terjadi pada teman yang masih jomblo selalu dianggap sebagai akibat status jomblo nya. Bahkan apa pun yang dilakukan jomblo dikait-kaitkan dengan statusnya.

     Apakah semua jomblo tersinggung dibuli karena statusnya? Ternyata tidak, ada sekelompok jomblo yang merasa bahagia dengan status jomblonya. dengan berbagai jargoan-jargon: "jomblo istikomah" atau "lebih baik jomblo daripada pacaran bermaksiat" Ada juga lho para jomblo yang biasa saling olok soal jomblo dengan teman-teman jomblo lainnya.

     Marilah kita hentikan pembahasan jomblo ini sebelum keterusan. Yang pasti saya sudah bahas, kenapa hidup ini seperti kamera.Mungkin ada sobat pembaca yang memiliki alasan lain, mengapa hidup itu seperti kamera?

- Tetap Semangat - Tetap Luar Biasa -


6 comments:

  1. kalau gitu photoshop maknanya apa bang wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin orang yang berhayal / berhalusi kalau dirinya jauh lebih keren dari aslinya :D

      Delete
  2. Terkadang tidak ada yang mau memoto sang fhotoghraper

    ReplyDelete
  3. Trus gmn kalo pake kamera Auto-Focus aja mas...biar fokusnya otomatis hehee....

    Sebaik-baik jomblo adalah yang bisa menahan pandangan dan menjaga kehormatan nya hehee....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Autofocus ga semudah yang dibayangkan. kadang justru focusnya jatuh di tempat yang salah. seperti pada segmen "aku diphotoin temanku"

      lebih baik jomblo daripada salah focus ke jodoh orang lain, betul?

      Delete

Jalan-jalan Naik Bus City Tour Balikpapan

Hari Sabtu pagi, 22 Februari 2020 menjadi hari yang istimewa buat Blogger Balikpapan. Soalnya hari ini kita diberi kesempatan untuk ...