Friday, May 24, 2019

Youtuber For Dummies (resensi buku)

Sebenarnya buku ini sudah lama, yang ku dapat ini saja sudah cetakan ke-3. Dulu sering lihat kalau ke Gramedia, tapi tidak ku beli. Alasannya karena saya merasa tidak tertarik jadi youtuber, tidak bisa ini, tidak bisa itu, tidak punya ini, tidak punya itu, ya begitu lah ....

Sebenarnya saya sudah punya chanel di you tube, tapi ya tidak pernah serius. Iseng-iseng saja. Menyimpan dokumentasi video yang ku buat. Lumayan kalau ngendap di Hardisk cepet penuh, dan tidak ada yang melihat, termasuk orang-orang yang ada di video ku juga tidak liat. Kalau di unggah di youtube kan disimpannya di sana, dan tinggal ku sharing ke orang-orang yang ada di video.

Kemudian saya bertemu teman yang sifatnya memang "kompor gas" mengajak saya untuk aktifkan lagi chanelku. Agak ragu sih, karena ku pikir nanti nasibnya seperti blog ku juga. Jadi berdebu dan penuh sarang laba-laba karena sering ditinggal, tidak pernah diutak-utik apalagi diisi. Tapi saya terlanjur masuk ke group wa vloger Indonesia. Sebagian besar membernya masih pemula sih, tapi ya namanya juga belajar bersama. Lalu aku pun ingat buku ini dan pergi ke Gramedia untuk membelinya.



Dedy Corbuzer menulis ini dengan gaya tutur, dan gambar sehingga lebih mirip buku komik daripada tutorial. Gaya tulisan Dedy membuat buku ini memiliki story telling tersendiri. Membacanya seolah saya sedang mendengar Dedy Corbuzer. Cerita awal muawal Youtube yang berkantor di garasi sewaan hingga menjadi besar dan akhirnya dibeli oleh Google. Entah mengapa banyak perusahaan terkenal (termasuk apple) di mulai di garasi sewaan. Apa iya saya harus menyewa garasi juga agar berhasil?

Gaya story telling membuat buku ini begitu lugas dan sederhana. Jadi cocok saja dengan judulnya: Youtuber for dummies, Youtuber untuk orang bodoh. Bahasanya begitu sederhana, ringan dan renyah seperti obrolan. Jadi "orang bodoh" pun akan paham membacanya. Dan saya adalah "orang bodoh" di bidang videography dan youtube.

Jangan harap anda akan mendapat petunjuk-petunjuk teknis tentang membuat chanel di youtube dan memperoleh penghasilan di sana. Ini lebih banyak berisi tentang apa dan bagai mana youtube, istilah-istilah dalam youtube, dan yang paling penting bagi ku adalah: alogaritma you tube.

Di buku ini, Dedy Corbuzer menjelaskan jenis-jenis chanel yang ada di Youtube, bahkan rekam jejak siapa yang memulai atau apa yang memicu trend. Termasuk tentang vlog atau video blog yang menurutnya terpicu oleh film avatar, di mana tokoh utamanya setiap hari merekam laporannya dalam bentuk video.

Lama sebelum youtube terkenal, tepatnya setelah nonton film avatar, saya sudah mulai merekam diri saya sendiri. Meniru tokoh utama avatar yang setiap hari merekam laporannya. Tapi karena hanya untuk dilihat sendiri ya akhirnya bosen juga. Tokoh di avatar pun pada akhirnya mulai jarang membuat vlog nya. Jadi saya setuju kalau film itu sangat influence.

Dedy juga ngomporin kita untuk menjadi youtuber. Mematahkan mental block yang ada dalam diri setiap calon youtuber. Saya tidak punya alat yang bagus, saya tidak bisa mengedit video, saya tidak cukup ganteng / cantik untuk tampil di youtube, suara saya jelek, dll.

Tapi ini tidak seperti motivator yang cuma ngomporin ya, Dedy Corbuzer juga mengarahkan apa yang harus kita lakukan dan apa yang sebaiknya di beli. Ada juga contoh-contoh you tuber yang sudah berhasil sebagai bahan belajar.

Motivasi ini berhasil kepada saya, benar-benar influence. Sampai-sampai saya menggunakan THR saya untuk membeli perlengkapan vlog, yaitu mike agar rekaman suara saya lebih jernih gimbal stabilizer untuk hp saya (meskipun hp saya sudah ada internal stabilizer nya) harapannya video saya nanti lebih bagus lagi hasilnya.

Dedy Corbuzer memang menyampaikan alat-alat yang sebaiknya dimiliki oleh youtuber, terutama vloger. Termasuk pertimbangan budget yang dimiliki. Misalnya HP sudah cukup untuk membuat video, jika ada budget lebih beli kamera saku, lebih lagi DSLR atau Mirrorless. Tapi Dedy juga menyampaikan pendapat, jika punya uang 5 juta lebih baik beli HP daripada DSLR karena HP dengan harga 5 juta memiliki kamera yang lebih baik dari DSLR diharga yang sama. Kenyataannya memang begitu sih, tapi tidak semua orang tau kan?

Bagi yang ingin tau tetang youtube, dan yang punya keinginan jadi youtuber, buku ini cocok selai. Baik anda itu dummies atau smart karena meskipun bahasa yang digunakan sederhana, namun pengkajiannya cukup dalam. Dan meskipun dituis 16+ tapi saya pikir aman saja buat dibaca anak-anak.

Jadi apa anda ingin jadi youtuber?

Thursday, May 16, 2019

Saya dan Dyslexia

Pernah denger dyslexia? Itu lho suatu kondisi di mana seseorang mengalami learning disorder. Kalau menurut Wikipedia dyslexia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata. (mungkin yang dimaksud adalah kecerdasannya).


Inilah Kisah Ku

Saya berasal dari sebuah keluarga sederhana di sebuah desa di Kabupaten Magelang. Sebenarnya kami adalah keluarga pindahan dari Jakarta. Boleh dibilang saya hanya sempat numpang lahir di Jakarta, karena waktu pindah ke Magelang saya masih bayi orok. Meskipun keluarga kami sederhana, namun kecerdasan anak-anaknya "tidak sederhana" Kata kelapa sekolah SD ku,"Anak-anaknya pak Edi (nama ayah) itu pinter-pinter, tapi yang terakhir beda. Diajari baca tulis sulit betul."

Siapa anak terakhir itu? Tak lain dan tak bukan adalah diriku sendiri. Saya mendengar kata-kata itu dari cerita kakak pertama yang tidak sengaja bertemu dengan mantan kepala sekolah SD saya. Tersinggung? Tidak, saya malah ketawa nyaris guling-guling, teringat kekonyolan-kekonyolan yang saya lakukan saat belajar membaca dan menulis.

Persis seperti yang dijelaskan Wikipedia, usia 7-8 tahun adalah saat saya masuk SD kelas 1 - 2. Nah kepala sekolah ku juga merangkap sebagai wali kelas 1 ku. Dan aku masih ingat betul guru kelas 2 ku pun mengatakan hal yang sama ke ibu saya,"Anak ragil mu susah betul diajari. Tidak seperti kakak-kakaknya."

Saat itu informasi masih sulit didapatkan, belum ada internet, telpon pun masih analog dan hanya dimiliki orang-orang tertentu. Ilmu psicology juga belum berkembang seperti sekarang. Tak ada yang tau tentang dyslexia, apa lagi menyadari disorder (gangguan) yang saya alami. Saya sendiri baru paham setelah dewasa dan mendapat info tentang dyslexia.

 Kesulitan Belajar Menulis dan Membaca

Ketika kecil saya sulit menghafal dan menuliskan huruf dan angka. Untuk menulis beberapa huruf dan angka, saya menulis dengan cara yang berbeda dengan yang lain. Misalnya angka 2 dianalogikan dengan bentuk angsa, dan saya menulis angka 5 dengan cara seperti menulis S, alih-alih membuat lengkung di bawah lalu mencoret diatasnya. Paling lucu, adalah cara saya menulis huruf a yaitu dengan analogi angsa hamil. Lah angsa kan bertelur bukan hamil? Iya betul, maksudnya saya menulis huruf a dengan membuat angsa (angka 2) lalu menambahkan perut bucit seperti orang hamil. Lucu kan?

Untuk menghafal milimeter hingga kilometer, saya harus menuliskannya dalam gambar anak tangga sebanyak 25 kali. Itu pun karena saya dihukum guru kelas karena saya tidak juga hafal urutannya. Dan ternyata cara itu sukses membuat saya hafal.

Cara ku memegang pencil pun berbeda. Aku kesulitan  meletakkan dengan tepat pencil diantara jari telunjuk dan ibu jari. Lalu aku menemukan cara baru, menjepitnya diantara jari telunjuk dan jari tengah. Tapi ya tidak boleh ketauan guru atau orang tua ku, bisa kena cubit! Sekarang sih saya sudah bisa menulis dengan pena diantara jari telunjuk dan ibu jari.

Saya menulis dengan lambat dan jelek. Semakin saya disuruh menulis cepat, semakin jelek tulisan saya. Kalau nulisnya lambat? Ya tetep jelek juga sih.

Ketika saya sudah bisa menuliskan huruf dan angka, saya pun kesulitan merangkainya menjadi kata. Saya bingung ketika belajar menulis angka sebelas itu apa iya angka 1 dijejer jadi 11? Dan sampai sekarang untuk menulis "Sabtu" saya harus melihat ke kalender untuk memastikan ejaannya beneran pakai B atau P. Saya juga menulis kata "murid" dengan "murit" huruf D diganti T. Bahkan sampai kuliah saya baru  menulis kata "akhir" dengan benar, sebelumnya saya menulisnya dengan "ahir"

Sampai sekarang saya sering salah mengeja, menulis "jadi" keliru "jagi" Banyak teman yang sering bingung dengan tulisan WA saya. Lha nulis SAMBIL tertulis SAMBAL. Sampai banyak yang bilang "typo mu parah" Ini bukan typo, ini dyslexia. Kalau typo itu salah tekan huruf yang berdekatan. Tapi ini diantara huruf D dan G ada huruf F kenapa salah tekan? Huruf A dan I malah jauh sekali, satu di jari kelingking tangan kiri satu di jari tengah tangan kanan.

Terkadang susunan huruf-huruf yang kurang dari kata, "berdekatan" jadi "berekatan" bisa juga huruf huruf yang berantakan, misalnya 'meratapi" menjadi "mareatpi" atau juga kebanyakan seperti "bersama" menjadi "berasama" semua itu terjadi begitu saja tanpa saya sadari. Sebagian dari masalah dyslexia ku masih terbawa hingga dewasa.

Tetangga ku juga cerita, dulu saya suka menuliskan nama saya di mana-mana dengan kapur tulis. Dari tembok. tiang-tiang dijalan, dan batang-batang pohon. Tapi nulisnya mirroring (terbalik seperti melihat di cermin), dari kanan ke kiri. Sebaliknya saya pernah menulis tulisan arab dari kiri ke kanan. Kacau kan?

Terkadang inilah yang terlihat di mata saya
Saat membaca pun saya sering "siwer" atau salah baca. Bukan karena saya tidak bisa mengeja, tapi karena terkadang huruf-huruf itu seperti bergerak-gerak sendiri. Dan aku harus menangkap dan merangkai buruf-huruf itu agar bisa dibaca.

Tolong dipahami, hanya karena anak dyslexia sulit belajar, bukan berarti mereka bodoh. Buktinya, Thomas Alva Edison dan Stive Jobs juga penyandang dyslexia. Artis Tom Cruise dan Dedy Corbuzer pun dyslexia. Bahkan saya pernah baca di salah satu artikel tentang dyslexia (maaf saya lupa mencatat sumbernya), 1 dari 3 pengusaha sukses di Amerika adalah penyandang dyslexia.

Kesulitan Pada Ingatan Jangka Pendek

Jika saya berkenalan dalam teman-teman baru dalam jumlah banyak (misalnya ketika masuk sekolah baru atau mengikuti training bersama orang-orang yang belum saya kenal), saya akan kesulitan mengingat nama-nama mereka. Bahkan jika saya berkenalan dengan 2 orang bersamaan, namanya bisa tertukar, misalnya antara Anwar dan Sholeh, saya bisa menyebut Anwar dengan nama Sholeh dan menyebut Sholeh dengan nama Anwar.

Bagaimana jika hanya berkenalan dengan 1 orang? Saya tetap akan kesulitan mengingat namanya keculi jika ada sesuatu yang sangat istimewa. Misalnya Nita yang punya lesung pipi di kiri tapi tidak ada di kanan. Demikian juga dengan hal-hal lain, misalnya jika saya meletakkan handphone tidak di tempat biasanya, sudah dapat dipastikan saya pasti akan kesulitan mencarinya. Tapi saya tidak seperti Dori temannya Nemo ya!

Sering kali saya bertemu orang yang langsung bersikap akrap tanpa saya tau dia itu siapa? Biasanya saya pun akan menunjukkan sikap akrap, meskipun dalam hati saya berusaha keras untuk mengingat. Bahkan ketika kami kembali berpisah, saya masih bingung: Tadi itu siapa? Yang pasti kami pernah berteman sebelumnya entah kapan dan di mana.

Dan jangan beri saya tugas atau perintah yang panjang. Sudah pasti saya akan gagal. Sampai sekarang jika ada teman atau atasan menelpon untuk meminta saya melakukan serangkaian tugas, saya akan selalu bilang, "tolong tulis di wa saja ya, biar saya ingat. Kalau cuma ngomong di telpon pasti saya lupa."

Saya pun mengalami kesulitan untuk menemukan alamat. Semua jalan terasa baru, sampai saya harus melewatinya berulang-ulang baru ingat. Jalan kerto-kertoan di dekat kampus Brawijaya Malang terasa seperti labirin bagi saya. Dan baru bisa hafal setelah saya kost di sana. Any way saya alumni Brawijaya.

Biasanya saya akan meminta teman saya menjemput saya di depan gang, karena saya pasti akan tersesat jika harus masuk gang yang bercabang-cabang. Saya sering sengaja mempir ke teman yang kost nya tidak jauh dari jalan raya hingga mudah diingat, untuk mengajaknya ke tempat teman yang kost nya di bagian dalam kerto-kertoan. Di jalan besar pun saya bisa salah belok, bersyukur sekarang ada Google Map.

Namun setelah saya hafal menjadi ingatan jangka Panjang, maka saya akan tidak mudah melupakannya. Umumnya perlu lewat berkali-kali atau ada sesuatu yang istimewa, misalnya gang rumah Ani samping pohon besar yang ada kuntilanaknya … hayah!!! Begitu kuntilanaknya berhasil diusir dan pohonnya ditebang, aku pun kesulitan mencari rumah Ani.

Kata yang tertukar/ apaxia

Ini juga bagian dari dyslexia. yaitu kata-kata yang tertukar biasanya karena mirip. Misalnya saya sering tertukar antara Asus dan Acer, padahal itu 2 merek yang berbeda tapi jualannya banyak yang sama termasuk Laptop. Saya sudah 2 kali memiliki laptop Acer dan semuanya awet. Tapi kemudian saya berteman dengan para pengguna Asus yang menyarankan saya beli Asus yang menurut mereka lebih bandel. Saya pun mulai browsing mencari jenis laptop Asus yang cocok untuk saya. Tapi ujung-ujungnya saya malah browser Acer dan membeli laptop Acer ke 3 saya. any way saya belum pernah punya laptop asus (kecuali laptop kantor dan itu tidak bisa dihitung sebagai milik saya), selain acer saya pernah memiliki compaq dan Lenovo. Sombongnya …!!!

kiriman gambar wa dari teman
Nama teman juga sering tertukar, misalnya Hamdan dan Wildan. Sampai saya harus menghafal kalau Hamdan itu yang badannya tinggi, Wildan yang kepalanya mbendol (benjol). Padahal mereka tidak kembar lho! Bayangkan bagai mana perjuangan saya untuk mengingat si kembar Nani Nina, mereka hanya beda tanda lahir di dagunya dan itu tipis saja. Lalu tiba-tiba saya bertemu salah satu dari mereka dengan dagu diperban karena jatuh dari motor, terbaksa aku bertanya,"Nina atau Nani?"


Ciri dyslexia lain juga ku miliki

Ada ciri umum dyslexia lain yang aku miliki ada di daftar ciri penderita dyslexia dalam artikel situs halo dokter. Diantaranya saya lebih lambat belajar naik sepeda dari pada anak-anak lain. Saya pun kesulitan untuk menangkap bola, akibat koordinasi mata dengan tangan yang kurang baik. Saya juga terlihat lebih lemah dibanding teman sebaya.  Sistem imun pun bermasalah, seperti mudah sekali demam,  alergi, dan gejala asma. Kesulitan belajar saya juga diperparah dengan  sulit untuk konsentrasi pada suatu hal.

Jangan anggap saya aneh ya, saya cuma Dyslexia.

bahan bacaan:
Wikipedia
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/anak-disleksia-adalah/


Thursday, May 9, 2019

Teman Mualaf Baru

     Ini tentang seorang teman laki-laki, dari keluarga Chines. Papa mamanya chines christian protestant. Setelah dia dan 2 orang adik perempuannya lahir, ayahnya menjadi mualaf. Saat itu ia masih sangat kecil ketika sebuh-subuh dibangunkan papanya untuk ikut sholat subuh di masjid. Kemudian papanya meninggal saat dia masih anak-anak. Pendidikan Islam yang diterima dari ayahnya berhenti, dan dia memilih menjadi christian protestant. Sementara adik-adik perempuannya memilih menjadi muslim.

     Mamanya tidak menghalangi keinginan adik-adiknya. Justru beliau mengundang guru ngaji untuk mendidik anak-anak perempuannya. Teman ku ini tetap menjadi seorang christian protestant, sekolah di sekolah christian protestant, dan SMA masuk ke SMA Catholic Bluderan.

     Setelah dewasa dia bertemu dengan wanita Catholic dan menikah secara catholic, kemudian memilih untuk mengikuti agama Catholic. Bagi non nasrani, mungkin berfikir christian protestant dan catholic itu sama saja, sama-sama nasrani. Ada juga teman muslim yang berfikir bahwa perbedaannya adalah seperti Muhammadyah dan NU. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Christian Protestant dan Catholic memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam kepercayaan Ketuhanan. Tidak seperti Muhammadyah dan NU yang sebatas perbedaan organisasi dan mahdat, bahkan saya pernah kenal organisatoris Muhammadyah yang menjalankan mahdat yang umum dianut Nahdiyin.

     Dalam kehidupan tentu ada naik dan turunnya, seperti gelombang maupun roda yang berputar. Temanku ini pun menaiki gelombang kehidupannya. Sampailah pada masa gelombang hidupnya pecah dan rodanya patah karena sifat buruknya: berjudi. Keluarga yang dia bina pun hancur, hanya saja dalam agama catholic mereka tidak bisa bercerai. Apa yang disatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan manusia.

     Puncaknya adalah ketika dia terusir dari keluarganya, bahkan terpisah dengan istrinya meskipun tidak bercerai. Semua karena kesalahan-kesalahan besar yang dia lakukan, maaf ya saya tidak bisa menceritakannya disini karena ku anggap sebagai aib miliknya yang tidak boleh ku sebarkan. Dan dia pun hijrah ke Kalimantan dan "dititipkan" di kantorku bekerja.

     Tak ada seorang Catholic di kantor ku, yang ada Muslim dan Christian Protestant. Aku hanya bisa mengarahkannya ke gereja mana dia harus mengikuti ibadah minggu. Tapi terkadang dia mengikuti ibadah gereja protestant, dan karena tidak cocok dia kembali ke gereja catholic. Bahkan akhirnya dia tidak pernah mengikuti kegiatan ibadah nasrani di kantor, karena cara ibadahnya mengikuti cara protestant, sementara dia satu-satunya yang beragama Catholic.

     Pada masa down yang dia alami, dia sering curhat ke saya. Mungkin karena dianggapnya saya cukup dewasa dan paling mengerti agamanya diantara yang lain, tidak memaksakan pandangan dan kepercayaan yang saya miliki. Oh ya, sewaktu SMP saya sekolah di sekolah Catholic dan memiliki banyak teman china, jadi wajar kalau saya lebih mudah untuk mengerti kondisinya. Dan saya pun mengajak dia untuk mengikhlaskan masa lalunya.

      Hal yang unik adalah, dia cepat hafal do'a-do'a muslim. Setiap pagi kami memiliki ritual berkumpul di lobi kantor untuk berdo'a bersama. Tentu saja kami diberi kebebasan untuk berdo'a berdasarkan kepercayaan masing-masing. Tapi dia malah ikutan do'a kami yang beragama Islam, dia ikut membaca Al Fatihah alih-alih do'a Bapa Kami atau Salam Maria. Sampai aku berkomentar, "Tinggal tunggu waktunya teman ku ini baca syahadat."

     Dan waktu itu akhirnya tiba, kami mendapat pengumuman bahwa dia akan segera menjadi mualaf. Alhamdulillah .... Ternyata proses menjadi mualaf tidak seperti yang aku bayangkan, tinggal membaca syahadat gitu, tapi ada sebuah proses dan syarat yang harus dia penuhi di kantor departemen agama.

     Teman ku ini pula harus minta ijin ke mamanya. Dalam telpon dia jelaskan ke mamanya bahwa di Balikpapan dia tidak memiliki pembimbing dalam agamanya. Maka dia memutuskan untuk memeluk agama Islam seperti papa dan adik-adiknya. Alhamdulillah mamanya mengijinkan dan mendukungnya. Berharap perpindahan keyakinan yang ia lakukan mampu menjadi pembuka jalan rekonsiliasi dengan adik-adiknya.

     Hari itu, kamis terakhir sebelum bulan Romadhon teman ku mengucapkan 2 kalimat syahadat di kantor Agama Balikpapan. Kemudian diulang secara simbolis di kantor pada saat ibadah yasinan. Banyak yang memberinya hadiah, berupa sajadah, Al Quran, baju koko, sarung, songkok, dan buku pelajaran sholat. Besoknya hari jumat dia bersama kami sholat jumat di Masjid. Dan bulan Romadhon ini sudah ikut berpuasa bersama kami.

     Allahu Akbar. Dari awal aku sudah anggap teman ku ini bukan hanya sahabat, tetapi saudara. Dan sekarang dia menggenapi persaudaraan ini dengan akidah. Semoga selalu istiqomah ya saudara ku ....

    

Jalan-jalan Naik Bus City Tour Balikpapan

Hari Sabtu pagi, 22 Februari 2020 menjadi hari yang istimewa buat Blogger Balikpapan. Soalnya hari ini kita diberi kesempatan untuk ...