Saturday, June 2, 2018

Djoeragan Doeren, Warung Kuliner Durian di Balikpapan

     Hari jumat lalu, 1 Juni 2008 saya datang ke acara bukber komunitas "gundam base Balikpapan" yaitu kumpulan para Gundam Builder Balikpapan. Lakasinya di "Djoeragan Doeren" sebuah warung kuliner yang menawarkan berbagai makanan olahan durian.

     "Djoeragan Deoren" berlokasi di Sungai Ampal Balikpapan. Tepatnya di seberang Indomaret Sungai Ampal. Di daerah situ memang banyak yang menawarkan wisata kuliner dengan berbagai konsep. Dan "Djoeragan Doeren" adalah satu-satunya yg menawarkan konsep Durian di sana, bahkan mungkin di Balikpapan.


     Sebenarnya saya ingin menulis tentang komunitas "Gundam Base Balikpapan" tapi biarlah materi tulisan itu untuk next post. Saya pingin cerita dulu tentang warung unik ini dulu.

     Durian adalah buah exotis dari asia tenggara. Dulu saya termasuk yang tidak suka karena baunya yg menyengat. Tapi sekali saya mencicipinya ... Hmmm saya pun jadi penggemar beratnya. Jangan sampai musim durian terlewatkan tanpa makan durian.

     Sore itu saya tiba di "Djoeragan Doeren" sekitar 15 menit sebelum waktu berbuka. Beberapa member of Gundam Base Balikpapan sudah datang dan mengatur gundam mereka di meja. Aku pun "say hi" dan langsung menuju meja pemesanan.

     Sempat bingung membuka-buka buku menu. Makanannya unik-unik. Namun aku tidak bisa berlama-lama karena harus cepat melakukan pemesanan, keburu maghrib. Pilihan saya jatuh pada "roti bakar durian keju". Ku pikir pasti seru nih rasanya. Keju memang salah satu makanan kesukaan ku. Jadi sepertinya menarik kalau dua makanan itu diramu menjadi satu.



     Saat memilih minuman, saya pun kembali galau. Macem-macem, dan sepertinya enak. Ada kopi doeren, wow saya juga suka ngopi. Tapi kopi tidak cocok untuk buka puasa. Akhirnya pilihan jatuh pada "Hot Chocolate Doeren", karena saya juga penggemar coklat.



     Yah, sepertinya semua kesukaan saya ngumpul disini. Dan saya suka sekali dengan roti bakar durian keju nya. Rasanya pas, sopan banget, ga nendang-nendang,  dan  yang pasti : ENAK. Ada teman saya yang menawarkan untuk ikut makan pizza duren yang dia pesan. Enak juga, meski menurutku itu lebih mirip pan cake dari pada pizza.



     Sebenarnya masih banyak menu yang ingin saya coba. Tapi bagaimana pun juga saya harus berhati-hati dengan perut saya. Ga asyik kalau saat puasa Romadhon sakit perut gara-gara kebanyakan makan durian. Sepertinya es duriannya seger banget. Ada berbagai menu es durian disana.  Belum lagi cheese cake durian, dan masih banyak lagi.

es alpokat-doeren & doeren cheescake. Gambar bungkus rokoknya ku blur ya, ga lolos sensor 😁


es choco Duren yang udah kadung diadik-aduk sama yang punya
     Pokoknya kapan-kapan harus ke sana lagi. Dan kalian yang belum coba sebaiknya coba juga, terutama para penggemar durian. Yang ga suka durian tapi ingin datang buat nongki sama teman-temannya, bisa coba menu-menu tanpa durian yang ada di sana.

     Soal warungnya sendiri, saya suka dengan interiornya yang sederhana, bahkan boleh dibilang polos karena bertema sangat minimalis. Menurutku sebaiknya dibuat lebih photogenic, agar dapat  menarik perhatian lebih banyak pengunjung. Biar jadi pilihan asyik buat nongky sambil foto-foto trus di upload di medsos, jadi deh promosi suka rela.

     Over all, saya nyaman sekali berada di sana, memakan menu-menu duriannya. Rasanya pingin datang lagi buat menikmati olahan duriannya. By the way  Gundam yang ada di dalam foto hanya sekedar pemanis ya ....

- tetap semangat - tetap luar biasa -

NB:
Dapat info menu-menu dari mas Adi  Adna owner "Djuragan Doeren"

Roti Bakar: 
Special Doeren:
Doeren Original - Doeren Coklat - Doeren Keju - Doeren Srikaya - Doeren Choklat keju - Doeren Srikaya Keju - Doeren Cheese Cream.
 Menu diatas juga bisa disajikan tanpa durian (Special).

Minuman Hangat / Panas
Doeren Pantai - Doeren Batu Bara - Kopi Doeren - Hot Matcha Doeren - Hot Chocolat 

Minumgan dingin / es
Es Doeren Original - Es Doeren-doeren - Es Choco Doeren - Es Chendol Doeren - Es Alpukat Doeren - Doeren Vanilla Saouce

Snack:
Pancake Doerian Goreng -  Doeren Cheesecake, Doeren Pizza - Baked molten doeren - Browniss Doeren - doeren goreng - Fudgy Brownies

Doeren Bakar:
Doeren Bakar Original -  Doeren Bakar Susu - Doeren Bakar Vanilla - Doeren Bakar Keju - Doeren Bakar Vanilla - Doeren Bakar Keju Susu - Doeren Bakar Coklat Susu - Doeren Bakar Coklat Susu - Doeren Bakar Srikaya Keju

 Selain menu-menu diatas, terdapat pula menu-menu yang bukan Doerian. Selamat mencicipi ....


Monday, May 28, 2018

Hidup itu seperti kamera.

     "Hidup itu seperti kamera, untuk mendapatkan hasil yang indah, kamu harus focus pada tujuan."
Aku lupa dari siapa aku dapat quote itu. Tapi memang begitulah kenyataannya. Kalau kita tidak focus pada tujuan kita, bagaimana hasilnya mau bagus?

     Contohlah meme yg sering dibuat para photogrpaher. "Aku photoin temanku" vs "temanku photoin aku"
Pada gambar pertama "aku photoin temanku" tampak foto dgn gambar objek utama yang jernih dan tajam, sementara latar belakang blur atau bokeh yang indah.


      Pada gambar ke 2 "temanku photoin aku" tampak gambar latar belakang yang tajam dan jernih dan sebaliknya objek utama buram. Kebalik ya? Kadang lebih parah lagi, gambarnya "shake" atau goyang.
Bayangkan, pada tempat dan kondisi yang sama bisa mengasilkan gambar yang berbeda kualitas. Padahal setingan kamera juga tidak berubah.

     Begitulah hidup, pada tempat dan kondisi yang sama bisa menjadi berharga di seseorang. Namun bisa juga terbuang sia-sia bagi orang lain, bahkan dianggap buruk.

     Banyak orang yang sukses karena focus pada tujuannnya. Sebaliknya banyak pula orang yang gagal karena tidak focus, suka berganti-ganti tujuan, hingga akhirnya dia tidak kemana-mana

     Selain focus, ada pula masalah lain: "angle" atau sudut bidik. Di tangan orang yg ngerti fotografi, kamera hp pun bisa menghasilkan gambar2 yg indah. Karena foto itu diambil dengan sudut yang tepat. 

     Kadang seorang fotografer harus memanjat ke tempat yg lebih tinggi. Atau rebahan di tanah untuk mendapat sudut yg tepat.  Seringkali saya di bilang "kok lebih gaya yang photoin daripada yang diphoto?" Apadahal saya cuma mencari sudut yg tepat, dan memposisikan diri agar kamera lebih stabil.

     Sama halnya dgn hidup. Seringkali kita hanya perlu mencari sudut pandang yang tepat hingga hidup ini terlihat indah, lalu kita pun bisa menyukuri hidup ini.

     Contohnya saat hujan di akhir pekan. Sebagian orang menggerutu karena tidak bisa menikmati weekend di luar. Sebagian yang lain bersyukur karena hujan membuat udara sejuk hingga cocok untuk istirahat dari berbagai aktivitas.

     Satu lagi, untuk mendapatkan foto yang bagus kamera juga harus di setting lho, terutama pada angka exposure F / S / ISO. Jika settingan tidak tepat dengan kondisi lingkungan, maka foto kita akan  menghasilkan foto yang under (gelap) maupun over (terlalu terang).

     Dalam hidup kita juga harus bisa menyesuaikan diri (setting) dengan lingkungan, menjaga tata krama terutama percakapan. Jika tidak, maka lingkungan akan mengabaikan kita, atau bahkan menolak. Ketersinggungan bisa saja terjadi hanya karena kesalah pahaman atau candaan.

     Misalnya saja olok-olokan atau bully. Sebagian menganggap sebagai hal yang tidak pantas. Namun sebagian yang lain menganggapnya sebagai bentuk keakrapan. Istilahnya kita belum benar-benar akrap kalau belum bisa saling buli tanpa ada rasa tersinggung.

     Sebagian kelompok menjadikan topik tertentu sebagai hal yang sensitif, misalnya soal jomblo. Tapi kelompok lain justru menjadikannya sebagai candaan sehari-hari. Hingga apa pun kemalangan yang terjadi pada teman yang masih jomblo selalu dianggap sebagai akibat status jomblo nya. Bahkan apa pun yang dilakukan jomblo dikait-kaitkan dengan statusnya.

     Apakah semua jomblo tersinggung dibuli karena statusnya? Ternyata tidak, ada sekelompok jomblo yang merasa bahagia dengan status jomblonya. dengan berbagai jargoan-jargon: "jomblo istikomah" atau "lebih baik jomblo daripada pacaran bermaksiat" Ada juga lho para jomblo yang biasa saling olok soal jomblo dengan teman-teman jomblo lainnya.

     Marilah kita hentikan pembahasan jomblo ini sebelum keterusan. Yang pasti saya sudah bahas, kenapa hidup ini seperti kamera.Mungkin ada sobat pembaca yang memiliki alasan lain, mengapa hidup itu seperti kamera?

- Tetap Semangat - Tetap Luar Biasa -


Monday, May 21, 2018

Orang-orang Balikpapan dan Jatilan

     Mungkin judul posting ini mengingatkan anda pada buku "Orang-orang Balikpapan dan Salome" Tapi beneran saya tidak bermaksud mencontek. Baca bukunya aja belum 😀 dan saya tidak akan membahas salome, snack jalanan yang di Jawa lebih dikenal dengan nama cilok.

     Balikpapan adalah kota dengan beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Bercampur memberikan warna dan rasa seperti sop buah dan es campur. Setiap suku membawa seni dan budaya kampung halamannya ke Balikpapan. Banyak pula yang membentuk kelompok-kelompok kesenian, seperti Banjar, Dayak, Paser, Buton, Bugis, Toraja, Bali, Sunda, dan sudah pasti Jawa dengan berbagai sub suku nya.

     Jatilan atau di Balikpapan biasa juga disebut Barongan adalah salah satu kesenian dari Jawa. Boleh jadi adalah kelompok kesenian dengan jumlah anggota dan penggemar yang terbesar dibanding kelompok kesenian lainnya.  Ada puluhan kelompok jathilan  di Balikpapan dengan jumlah anggota ratusan orang.


Saya ketika mengawal anggota cilik kelompok Jathilan Krido Yekso Taruno  pada saat persiapan karnaval budaya 2018, photo by Bli Igedhe Yudiarsa

     Pada karnaval budaya ulang tahun Kota Balikpapan bulan Februari lalu, kesenian jathilan adalah peserta karnaval dengan jumlah personal terbanyak. Bahkan kelompok jathilan dari Paser pun ikut serta berparade. Alasannya Penajam Pasir Utara dulu adalah bagian dari Balikpapan dengan nama Kecamatan Balikpapan Seberang, jadi mereka ingin ikut berpartisipasi.


     Arak-arakan karnaval begitu panjang dan tetap semangat. Mereka menari, menyanyi, dan menampilkan aktrasi. Seolah tak peduli pada  cuaca yang sangat cerah dengan sinar matahari yang terik.

     Penonton pun tetap  antusias. Saya dan teman-teman komunitas fotografer pun tak kalah antusiasnya mengabadikan acara itu. Saya sampai menghabiskan 2 batre kamera, 2 memory 16G, dan 2 gelas es degan.

Penari Senior Langeng Kudho Wirono menarikan tarian "Sakera"
     Ada banyak genre Jathilan yang ada di Balikpapan. Sebagian besar dari Jawatimuran, seperti Reog Ponorogo, dan Banyuwangi (Jaranan Butho). Ada juga yang  bergaya"Mataraman" meski sudah tidak kental.

Pemain Jathilan Agung Budoyo



    Hampir setiap minggu selalu saja ada yang tampil. Umumnya mereka "ditanggap" atau disewa oleh orang jawa yang sedang "duwe gawe" atau punya hajad, seperti khitanan, pernikaham, atau ulang tahun anaknya.

     Kadang satu pemain bisa bermain di beberapa kelompok kesenian. Demikian juga dengan panjak atau penabuh gamelannya. "seduluran sak lawase" (Persaudaraan selamanya) adalah moto para seniman jawa ini.

     Kesenian ini memiliki para pecinta setia yang selalu mendatangi pagelaran mereka. Biasanya informasi kapan dan di mana "jatilan / barongan maen" menyebar dari mulut ke mulut. Termasuk penjual salome yang mengabarkan ke pembelinya kalau ada kelompok jathilan akan tampil. Tak heran apa bila setiap pertunjukan akan ramai dipenuhi penonton.

Kasri, salah satu penari wanita dari "Krido Yakso Taruno"

     Di era sosial media ini, keberadaan mereka tersupport oleh sosmed. Melalui sosmed para anggota dan penggemar akan saling berbagi informasi kapan dan dimana ada jathilan main. Setidaknya ada 3 group penggemar jathilan di Balikpapan yang saya ketahui di Facebook. Barongan Balikpapan, Penggemar Barongan Balikpapan, dan Penggemar Barongan Balikpapan New.

     Sepertinya ada trend "anak gaul" Balikpapan main jathilan sebagai kebanggaan. Ada juga istilah "anak jadi-jadi" untuk para penonton jathilan yang suka "jadi" atau kesurupan saat acara.  Pada saat tanggapan biasanya ada banyak penonton yang umumnya remaja ikut kesurupan.


     Apakah mereka semua orang jawa dan keturunannya? Bukan, tidak semuanya orang jawa. Banyak suku-suku lain di Balikpapan yang menjadi pemain dan penggemar setia kesenian jathilan, seperti suku Bugis, Buton, Banjar, maupun suku lain, termasuk yang berdarah campuran.

Para Penari Yakso (Raksaksa) dari Krido Yakso Taruno, Jaranan Banyuwangi. Tidak semuanya orang Banyuwangi (jatim), pemimpin kelompok kesenian ini pun orang Magelang (Jateng) anggotanya pun tidak harus orang Jawa.


     Awalnya aku heran ketika bertemu dengan pemain jathilan tidak paham ketika ku ajak ngomong Jawa. "Pemain jathilan kok tidak bisa bahasa Jawa?" Rupanya mereka memang bukan orang jawa. Mereka  mencintai kebudayaan Indonesia yang kebetulan dari suku jawa.


     "Kalau bukan kita siapa lagi Mas? nanti kalau di klaim negara lain marah," begitu alasan mereka. Dan mereka melakukan itu bukan demi uang. Bahkan mereka paham bahwa tidak bisa menyandarkan hidup pada kesenian.

Inilah "Bhineka Tunggal Ika" sejati. Cinta NKRI itu pasti.

- Tetap Semangat - Tetap Luar Biasa -

Saturday, May 19, 2018

Menemukan Habitat

Sekitar 3 minggu lalu, aku bertemu fotografer difable. Bang Dzoel, begitu beliau akrap disapa. Aku ga seberapa tau sih tentang penyandang cacat bawaan ini. Tapi aku sangat kagum karena dia berhasil mengalahkan keterbatasannya. Dan ternyata lebih dari itu, beliau berhasil menunjukkan karyanya kepada dunia, mendapat kesempatan pameran di luar negeri. Satu hal lagi yang membuatku termenung, usia fotografinya baru 4 tahun pencapaiannya sudah luar biasa. Aku mengenal Photography Digital sejak tahun 7 tahun lalu, masih bukan siapa-siapa. Bahkan aku punya kamera pertama yang lebih bagus (EOS 450D), meski beli 2nd tapi langsung lunas. Sementara bang Dzoel memulai dengan EOS1100D kreditan. Aku start lebih awal dengan alat yang lebih baik, tapi aku terlampaui.

Kemarin aku mendapatkan hal yang serupa. Bertemu dengan Teh Ani Berta, seorang ibu yang mulai blogging tahun 2008, dan sudah terkenal di dunia blogger hingga bisa cari duit  dari blog. Aku mulai bloging tahun 2004, masih bukan siapa-siapa, karyawan biasa. Blog ku pun sudah berdebu dan penuh sarang laba-laba.

Waktu bukan segalanya. Seperti para pembalap yang memulai start di urutan pertama namun kalah dalam perlombaan. Proses yang lebih menentukan.

Aku bertemu teh Ani Berta ketika aku menerima ajakan kang Bambang, ketua komunitas Blogger Balikpapan untuk ikut workshop tentang bloging. Sebenarnya ga cuma sekali ini kang Bambang mengajak aku datang ke acara komunitas Blogger Balikpapan. Tapi sebelumnya aku tolak dengan alasan lama ga ngeblog. Aku tau, aku akan diracuni jadi blogger lagi. Kali ini aku mau datang karena nara sumbernya blogger dari jawa yang jarang-jarang bisa ketemu, yaitu Teh Ani Berta dan Riri Restiani. Dan aku pun mendaftarkan diri sebagai peserta. Sebenarnya aku ga tau siapa itu teh Ani Berta dan Riri Restiani. bukannya apa, aku ini ga gaul di kalangan bloger 👨 jadi ga kenal tokoh-tokoh blogger, kasian ya. Tapi bagi ku semua orang adalah guru, lagi pula orang yang didatangkan dari jawa buat ngisi workshop sudah pasti bukan orang sembarangan.

Acara dilaksanakan tanggal 19 Mei 2018, registasi ulang dimulai jam 14.30 dan aku  sempat panik karena jam 14.00 aku belum siap, baru selesai mandi dan ternyata ga punya baju yang sudah disetrika. Untung aja tempat acaranya dekat.  Jam setengah 3 lewat dikit aku udah sampai di gedung Indosat tempat acara digelar.
 
Sama Sponsorship diminta selfie pake ini. Ngiklan dikit.

Ternyata ga bisa dibilang terlambat juga, karena itu adalah jam registrasi bukan jam mulainya acara, dan yang datang pun masih sedikit. Semua orang tau, Indonesia adalah produsen karet terbesar di dunia. Sampai-sampai jam pun bersifat karet, bisa molor lama. Makanya panitia sengaja mengundang lebih awal untuk mengantisipasi si karet molor.


Ternyata selain kang Bambang dan Hendy (yang selalu ada di acara semua komunitas), aku juga bertemu beberapa teman lain. Termasuk Reni yang suaranya kayak anak kucing, pake nama pena kucing explorer. Bahkan ada juga teman photographer Dellotro ikutan juga. Kalau aja ga puasa, pasti udah rame saling olok seperti kebiasaan. Tapi karena puasa ya jadi lebih bisa menjaga perkataan. Lagian aku udah mulai low bat gara-gara tadi pagi ga saur. Ibarat HP yang ga di charge pagi hari, mengandalkan sisa batre semalam.

Seperti biasa acara dibuka dengan acara seremonial, meski tanpa menyanyikan Indonesia Raya. Pembukaan dilakukan sendiri oleh Teh Ani, yang merangkap-rangkap jadi MC, pemateri utama, dan operator power point, luar biasa. Acara serimonial ditutup dengan foto bareng. Aku yang sengaja lupa kalau aku  ini photographer ternyata tidak bisa melepaskan diri dari kodrat, ga tahan buat ikut bantu motret. Acara langsung break buat sholat ashar.

Foto bareng sebelum break sholat ashar, dari HP teh Ani. yang lebih baik hasil dari kamera DSLR ada juga, tapi ga ada fotoku, karena aku yang motret. Nasib photographer selalu begitu.
Pemateri pertama adalah Prices Riri Restiani, menceritakan keberhasilannya di dunia bloging. Awalnya menggunakan blog sebagai buku harian online saja (sama dunk). Lalu mulai menggunakan blog dan media sosial miliknya untuk memasarkan kerajinan tangannya di blog. Strateginya berhasil sehingga kini dia tidak lagi mengerjakan kerajinan tangannya sendiri, tapi telah memiliki mitra usaha yang ikut membantu memproduksi, menjual reseller maupun dropship.

Keren juga, dari hasil bisnisnya dia bisa membiayai kuliah sarjana nya, membeli laptop, kamera eos M10, tanah, dan tabungan. wih ... jadi semangat dengernya. Point utamanya, untuk berhasil memasarkan produk, kita memiliki 2 pilihan. Pertama melakukan survey tentang produk apa yang akan laku dipasar. Pilihan kedua adalah mengikuti hobby dan ketertarikan kita.

Pemateri ke dua, sekaligus pemateri utama adalah teh Ani Berta. Beliau adalah salah satu blogger terkenal di Indonesia. Mengelola 5 blog dan menjadi ghost writer bagi blog tokoh masyarakat dan perusahaan komersial. Ketika kesibukannya di dunia blog semakin meningkat dan mendapatkan penghasilan, Teh Ani memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan fokus di blog. Boleh di bilang Teh Ani adalah Blogger profesional yang memiliki penghasilan dari blogger.

Ternyata blogger bukan hanya tempat eksis, tapi bener-bener bisa menghasilkan uang. Bukan cuma buat  jualan atau jika ada yang mau pasang iklan di blog kita. Tapi bisa juga dari sisi lain, seperti dapat job review,  ghost writer,  content writer, conten planer, dan masih banyak lagi.



wefie bareng teh Ani Berta dan Riri Restiani, pengisi materi

Ghost writer itu jangan diterjemahkan sebagai penulis hantu ya. Maksudnya adalah orang yang menulis untuk orang lain, atas nama orang lain. Biasanya karena orang yg menggunakan jasa ghost writer tersebut terlalu sibuk untuk menulis atau emang ga jago nulis. Kalau yang pernah ku alami waktu jadi ghost writer di blog kantor ku dulu, biasanya bos atau manager lain memberikan point-point pemikiran kepadaku, lalu aku mengembangkannya menjadi sebuah tulisan.  Kadang hasil chating di massangger dengan mereka kujadikan sebagai bahan tulisan. Tinggal poles sana-sini dan diberi bumbu-bumbu penyedap tulisan.

Entah mengapa aku lebih menarik pada sisi motivasi dan pencerahan tentang bloging. Dan memang workshop bukan materi teknis membuat blog atau penulisannya. Materi pembuatan blogging akan diselenggarakan di lain waktu oleh Komunitas Blogger Balikpapan.

Kalau dari skill, kemampuan menulisku ga payah-payah amat. Apalagi sempat ikut pelatihan menulis cerpen dari FLP Balikpapan.  Dan webside blog yang ku gunakan sangat user friendly.

Kalau dari invenstaris aku ada semua. Khusus jaringan internet bisa nebeng punya kantor 😉, alat perekam ada juga, kamera jangan ditanya lah, ada DSLR dan Mirrorless beserta beberapa lensa, smarthphone ada juga hanya saja tongsisnya udah rusak akibat keisenganku. Power bank ada, aplikasi editing video masih terbatas tapi bukan tidak ada. Aplikasi editing foto ada adobe LR & PS, luminar ada juga. Laptop aja sampai ada 2, notebok 32 bit dan  laptop 64 bit.

So ... I have all blogger need. Ga boleh ada alasan lagi Ras!!! Kata cece Merry Riana, alasan itu hanya milik orang yang lemah.

Materi workshop yang banyak yang penting untukku, termasuk materi bagaimana agar blog kita menarik dan memiliki viewer dalam jumlah besar. Caranya antara lain agar kita tetap konsisten, dan secara teratur mengupdate blog kita, ga harus tiap hari yang penting terjadwal. Jadi pengunjung ga kecewa ketika mendapati blog kita ga update. Materi yang semenarik mungkin meski kadang sebenarnya ga berfaedah apalagi bermutu. Toh ocehan beberapa bloger yang berisi kegalauan bisa merebut perhatian banyak orang. Tapi menurutku ya harus tau diri juga, kita ini baru berapa viewer sih? Tetap sebisa mungkin yang bermutu.

Baiklah untuk menaikkan viewer mari kita lebih aktif mempromosikannya di medsos kita sendiri. Bisa juga saat comment di blog orang lain. Mulai membangun interaksi dan jaringan di dunia nyata dan maya. Dan biar lebih manfaat, kita juga bisa mulai bersedekah tulisan untuk media online non profit atau lembaga-lembaga amal. Makin banyak bersedekah makin lancar rejeki, kata uztad yang ceramah di masjid.

Ide-ide ku yang udah lama menumpuk hingga berkarat dan berdebu pun seolah memanggil-manggil kembali untuk di pupuk dan siram agar tumbuh dan berkembang. Misalnya ku mau review buku-buku terbitan temanku (meskipun sampai sekarang belum ku baca, artinya aku harus baca dulu buku-buku yang bertumpuk, dibeli ga dibaca). Mereview model kit yang aku rakit, baik gundam maupun starwars. Review preset-preset Light Room dan ACR, hadeh ternyata banyak yang bisa kutulis di blog ku. Harus buka mata buka telinga agar lebih peka pada peluang, maklum cowok itu maghluk yang ga peka.

Seperti biasa kalau ada workshop aku suka nanya-nanya, siapa tau yang nanya dapat hadiah. Alhamdulilah bener, aku dapat flash disk. Barusan ku check ternyata kapasitasnya 4G. Lumayan lah, bisa buat mindah-mindahin file dari 2 laptop dan komputer kerjaku di kantor. Lagian bentuknya juga exclusif, jadi kemungkinan tertukar dengan flashdisk teman kecil.



Banyak quote-quote manarik yang ku peroleh seperti: "Jangan berinvestasi pada ide, melainkan pada eksekusi." dan "jangan pernah meremehkan kemampuan mu"

Acara selesai tepat ketika Azan Maghrib. Alhamdulillah ...., janjinya cuma dapat meal eh malah dapat menu buka yang lengkap Food Jazz Project. Terimakasih Food Jazz Project dan Indosat

yang dibungkus daun itu nasi gurih, over all enak banget

dalam waktu singkat ku sikat habis, maklum tadi malam ga saur :D

Acara singkat dan sederhana ini bagiku berfaedah banget. Ga kayak bukber biasa yang cuma ngumpul-ngumpul lalu berbuka bareng. Padahal sebelum romadhon udah bilang malas datang ke undangan bukber yang kebanyakan justru bikin sholat maghrib terlewat dan ga bisa ikut taraweh di masjid. Alhamdulillah bukber yang satu ini tetep bisa sholat tepat waktu dan faedahnya bisa jadi akan mengubah hidupku.

Hal yang terpenting adalah, di acara ini aku seolah  ditemukan kembali pada habitatku, bloging yang menggabungkan beberapa hobby utamaku: Menulis & membaca, Photography, dan Internet. Sorry kali ini foto-fotonya pake HP karena ga bawa DSLR / Mirrorless.

Tetap semangat, tetap luar biasa ... !!!


Thursday, May 17, 2018

hallo blogger ... long time not see you

Hallo blogger ....

lama sekali ga buka kamu ... ibarat rumah sudah penuh debu dan sarang laba-laba. Mungkin juga hantu .....

Sebelum Sosial Media menguasai dunia maya, blog adalah sarana paling tepat untuk curhat, menyampaikan ide, atau sekedar tulisan omong kosong. Bahkan aku pernah jadikan blog sebagai tempat latihan nulis. Seperti buku harian yang boleh dibuka-buka dan dibaca semua orang. Dan semua blog yang pernah ku buat semua berakhir dengan .... inkonsistensi, lebih tepatnya MALAS ha ha ha

Banyak persahabatan dan persaudaraan terbentuk melalui media ini. Sampai bikin gathering, pas ketemuan sudah seperti taman lama, padahal baru ketemu. Ada juga yang akhirnya jadi tau bahwa kepribadian teman kita di dunia nyata beda dengan di dunia maya, biasanya sih anak yang pendiam dan pemalu bisa ngocol di dunia maya. Yang keren, ada teman ku yang menemukan jodohnya di Blog.

Eh beneran, temanku cewek dari Indonesia lagi kuliah di Jepang, sering nulis banyak hal di blog, sekedar melepaskan unek-unek sampai dengan mengeluarkan ide atau gagasan (eh sinonim ya 2 kata itu?) lalu ada cowok Indonesia yang sedang kuliah di Belanda sering berkomentar, dan mereka pun saling berbalas komentar. Lalu teman cewek itu juga sering membaca dan mengomentari blog cowok itu, dan mereka pun berbalas-balasan komentar. Setuju pada satu hal, bertengkar pada hal lain, merajuk, persis seperti sebuah hubungan di dunia nyata, dan hei kemudian muncul kerinduan dan kecemburuan di sana. Lalu si cowok melamar ... jeng - jeng ......

Akhirnya mereka bertemu di dunia nyata untuk lamaran ..... lalu prewed. mengurus surat-surat pernikahan. Lalu kembali ke Jepang dan Belanda. Bertemu kembali ke Indonesia untuk menikah. Lalu balik lagi ke negara Jepang - Belanda. Setelah S2 mereka selesai, barulah mereka berkumpul, kuliah S3 di Jepang.

Well ... itu hanya salah satu cerita yang terjadi di dunia maya. Masih banyak lagi cerita serupa. Aku pun pernah jatuh cinta pada blogerwati. Hanya saja cinta ku bertepuk sebelah tangan ha ha ha. Kok malah ketawa? Iya, kalau dirasakan memang sedih, tapi lucu kalau dipikirkan.

Dan semua itu sekarang berpindah ke Sosial Media. Di tempat satu ini, orang lebih mudah dan bebas menulis apa saja, termasuk yang receh dan shitpost. Ehm, bahkan aku pernah nulis status "lagi ngupil" Alay ya ha ha ha. Di tambah lagi sekarang bisa "live" hingga aktivitas kita bisa dipantau banyak orang. Tapi yang terpenting adalah, di sosial media kita mudah sekali menemukan orang lain, baik yang kita kenal atau pun tidak. Pacaran di sosmed bukan hal yang aneh akhir-akhir ini. Bahkan ketemu mantan adalah cerita sehari-hari. Ga semua mantan terjadi akrena akhir yang buruk kan?

I just want to back to blogger, setidaknya disana tidak ada yang mengotori wall ku dengan kebencian dan hal-hal mengganggu lainnya.

Jalan-jalan Naik Bus City Tour Balikpapan

Hari Sabtu pagi, 22 Februari 2020 menjadi hari yang istimewa buat Blogger Balikpapan. Soalnya hari ini kita diberi kesempatan untuk ...