Thursday, May 9, 2019

Teman Mualaf Baru

     Ini tentang seorang teman laki-laki, dari keluarga Chines. Papa mamanya chines christian protestant. Setelah dia dan 2 orang adik perempuannya lahir, ayahnya menjadi mualaf. Saat itu ia masih sangat kecil ketika sebuh-subuh dibangunkan papanya untuk ikut sholat subuh di masjid. Kemudian papanya meninggal saat dia masih anak-anak. Pendidikan Islam yang diterima dari ayahnya berhenti, dan dia memilih menjadi christian protestant. Sementara adik-adik perempuannya memilih menjadi muslim.

     Mamanya tidak menghalangi keinginan adik-adiknya. Justru beliau mengundang guru ngaji untuk mendidik anak-anak perempuannya. Teman ku ini tetap menjadi seorang christian protestant, sekolah di sekolah christian protestant, dan SMA masuk ke SMA Catholic Bluderan.

     Setelah dewasa dia bertemu dengan wanita Catholic dan menikah secara catholic, kemudian memilih untuk mengikuti agama Catholic. Bagi non nasrani, mungkin berfikir christian protestant dan catholic itu sama saja, sama-sama nasrani. Ada juga teman muslim yang berfikir bahwa perbedaannya adalah seperti Muhammadyah dan NU. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Christian Protestant dan Catholic memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam kepercayaan Ketuhanan. Tidak seperti Muhammadyah dan NU yang sebatas perbedaan organisasi dan mahdat, bahkan saya pernah kenal organisatoris Muhammadyah yang menjalankan mahdat yang umum dianut Nahdiyin.

     Dalam kehidupan tentu ada naik dan turunnya, seperti gelombang maupun roda yang berputar. Temanku ini pun menaiki gelombang kehidupannya. Sampailah pada masa gelombang hidupnya pecah dan rodanya patah karena sifat buruknya: berjudi. Keluarga yang dia bina pun hancur, hanya saja dalam agama catholic mereka tidak bisa bercerai. Apa yang disatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan manusia.

     Puncaknya adalah ketika dia terusir dari keluarganya, bahkan terpisah dengan istrinya meskipun tidak bercerai. Semua karena kesalahan-kesalahan besar yang dia lakukan, maaf ya saya tidak bisa menceritakannya disini karena ku anggap sebagai aib miliknya yang tidak boleh ku sebarkan. Dan dia pun hijrah ke Kalimantan dan "dititipkan" di kantorku bekerja.

     Tak ada seorang Catholic di kantor ku, yang ada Muslim dan Christian Protestant. Aku hanya bisa mengarahkannya ke gereja mana dia harus mengikuti ibadah minggu. Tapi terkadang dia mengikuti ibadah gereja protestant, dan karena tidak cocok dia kembali ke gereja catholic. Bahkan akhirnya dia tidak pernah mengikuti kegiatan ibadah nasrani di kantor, karena cara ibadahnya mengikuti cara protestant, sementara dia satu-satunya yang beragama Catholic.

     Pada masa down yang dia alami, dia sering curhat ke saya. Mungkin karena dianggapnya saya cukup dewasa dan paling mengerti agamanya diantara yang lain, tidak memaksakan pandangan dan kepercayaan yang saya miliki. Oh ya, sewaktu SMP saya sekolah di sekolah Catholic dan memiliki banyak teman china, jadi wajar kalau saya lebih mudah untuk mengerti kondisinya. Dan saya pun mengajak dia untuk mengikhlaskan masa lalunya.

      Hal yang unik adalah, dia cepat hafal do'a-do'a muslim. Setiap pagi kami memiliki ritual berkumpul di lobi kantor untuk berdo'a bersama. Tentu saja kami diberi kebebasan untuk berdo'a berdasarkan kepercayaan masing-masing. Tapi dia malah ikutan do'a kami yang beragama Islam, dia ikut membaca Al Fatihah alih-alih do'a Bapa Kami atau Salam Maria. Sampai aku berkomentar, "Tinggal tunggu waktunya teman ku ini baca syahadat."

     Dan waktu itu akhirnya tiba, kami mendapat pengumuman bahwa dia akan segera menjadi mualaf. Alhamdulillah .... Ternyata proses menjadi mualaf tidak seperti yang aku bayangkan, tinggal membaca syahadat gitu, tapi ada sebuah proses dan syarat yang harus dia penuhi di kantor departemen agama.

     Teman ku ini pula harus minta ijin ke mamanya. Dalam telpon dia jelaskan ke mamanya bahwa di Balikpapan dia tidak memiliki pembimbing dalam agamanya. Maka dia memutuskan untuk memeluk agama Islam seperti papa dan adik-adiknya. Alhamdulillah mamanya mengijinkan dan mendukungnya. Berharap perpindahan keyakinan yang ia lakukan mampu menjadi pembuka jalan rekonsiliasi dengan adik-adiknya.

     Hari itu, kamis terakhir sebelum bulan Romadhon teman ku mengucapkan 2 kalimat syahadat di kantor Agama Balikpapan. Kemudian diulang secara simbolis di kantor pada saat ibadah yasinan. Banyak yang memberinya hadiah, berupa sajadah, Al Quran, baju koko, sarung, songkok, dan buku pelajaran sholat. Besoknya hari jumat dia bersama kami sholat jumat di Masjid. Dan bulan Romadhon ini sudah ikut berpuasa bersama kami.

     Allahu Akbar. Dari awal aku sudah anggap teman ku ini bukan hanya sahabat, tetapi saudara. Dan sekarang dia menggenapi persaudaraan ini dengan akidah. Semoga selalu istiqomah ya saudara ku ....

    

9 comments:

  1. Wahhh Terharuuu....
    Semoga temannya istiqamahhh

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah ... Papa saya juga mualaf.

    ReplyDelete
  3. Sekarang belum nikah lagi?
    Semoga Istiqomah selamatnya

    ReplyDelete
  4. Aku tuh suka terharu klo denger cerita yg begini... 😢

    ReplyDelete
  5. MasyaAllah, semoga temen Mas Laras selalu istiqomah. Dan pembelajaran buat kita juga untuk belajar.

    ReplyDelete
  6. alhamdulillah. semoga istiqomah sampai jannah

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah. Semoga istiqomah...

    ReplyDelete

Jalan-jalan Naik Bus City Tour Balikpapan

Hari Sabtu pagi, 22 Februari 2020 menjadi hari yang istimewa buat Blogger Balikpapan. Soalnya hari ini kita diberi kesempatan untuk ...